Oklusi gigi adalah cara bagaimana gigi
atas dan bawah berkontak satu sama lain. Baik saat Anda beristirahat
atau mengunyah, oklusi gigi merujuk pada bagaimana gigi-gigi Anda saling
bersentuhan dan apakah mereka selaras atau tidak.
Oklusi didefinisikan sebagai hubungan
biologis yang dinamis antara semua komponen sistem gabungan dari mulut
dan rahang terhadap permukaan gigi-gigi yang berkontak dalam keadaan
mengunyah (berfungsi). Jadi oklusi adalah proses dinamis bukan hanya
statis pada saat seseorang menutup mulut sampai gigi-giginya berkontak.
Tetapi juga dibentuk oleh sistem terpadu antara otot-otot pengunyahan
dan sistem saraf dan otot, sendi rahang dan gigi-gigi. Jadi arti
mudahnya, oklusi adalah gigitan tidak hanya pada saat diam, tapi juga
pada saat pengunyahan, sebagai suatu sistem utuh bareng dengan otot,
saraf dan sendi rahang.
Konsep dasar oklusi itu ada tiga yakni :
1. Oklusi seimbang.
Oklusi dikatakan seimbang bila tarikan
otot-otot pengunyahan antara kanan dan kiri seimbang. Pada pembuatan
gigi tiruan, bila tarikan otot tidak seimbang maka gigi tiruan sulit
stabil di dalam mulut
2. Oklusi morfologis.
Dinilai dari segi morfologis, ada rumus baku untuk menilai idealnya gigi yang berkontak dalam keadaan diam.
3. Oklusi dinamis.
Nah ini gabungan, selain dari gigi, juga peran serta otot, saraf dan sendi rahang ikut menciptakan pengunyahan yang sempurna.
Apa sebabnya oklusi ini harus dipelajari?
Bila orang mengunyah dengan gigi asli,
tidak ada masalah karena semua sistem membentuk kesetimbangan untuk
mengkompensasi masing-masing kekurangan, sehingga mirip orang kerja, tim
yang solid menghasilkan pengunyahan baik, tanpa keluhan. Tetapi hal ini
baru terasa sulitnya meniru sistem alamiah yang rumit itu, pada saat
pembuatan gigi palsu, menambal gigi, mendeteksi adanya gigi yang kontak
duluan (sebelum yang lain berkontak), meninjau sebab musabab otot rahang
terasa pegal, sendi rahang berbunyi saat membuka mulut lebar, sendi
rahang terasa sakit. Oleh karena itu, membuat gigi palsu tidak langsung
dibuat, dipasang, selesai.
Ternyata ada sistem keseimbangan di dalam
mulut yang menjadi tolok ukur pembuatan gigi yang bagus, tinggi
tambalan gigi yang tepat dan enak dipakai di dalam mulut, untuk diam,
berkontak, juga mengunyah. Demikian pula dalam ilmu meratakan
gigi/orthodonti, tidak hanya sekedar ditarik-tarik giginya supaya
berbaris rapi, tapi gigitan atau oklusinya harus diperhatikan kalau
tidak gigi akan berbalik, kembali ke tempatnya yang semula. Atau akan
timbul kelainan sendi rahang, dan pegal otot setelah bertahun-tahun
perawatan usai. Dalam ilmu bedah rahang pun demikian. Harus mengikuti
pola keseimbangan yang tepat, sebab bila hubungan rahang sudah
diperbaiki, tapi kontak gigi belum tepat, akan menimbulkan masalah pula.
Jadi teori oklusi merupakan ilmu yang dipakai bersama hampir di semua
bidang kedokteran gigi. Di Konservasi untuk penambalan gigi dan
pembuatan restorasinya, di Prosthodonti untuk membuat gigi tiruan, di
bidang Orthodonti untuk mengarahkan gigi menempati tempat yang tepat
dalam diam, dalam berkontak maupun dalam mengunyah, di bidang bedah
orthognati, penting untuk menyesuaikan letak rahang dengan kesesuaian
letak gigi-gigi dalam oklusi yang baik. Karena itulah oklusi menjadi
dasar utama dalam pencapaian ideal perbaikan gigi.
Kesimbangan.
Pada saat gigi mengunyah, gigi-gigi tidak
langsung dua sisi menghancurkan makanan. Melainkan sisi demi sisi
bekerja, dengan sisi satu bekerja (working side) dan sisi lain
menyeimbangkan (balancing side). Seperti orang yang berjalan di atas
tali, kaki menjadi working side, tangan di atas berusaha menyeimbangkan
(balancing side).
Variasi Diam.
Tahu tidak tanda-tanda orang melamun?
Dokter gigi bisa mendeteksi itu. Dari mana? Posisi rahangnya dalam
keadaan istirahat. Istilah kerennya Physiological Rest Position.
Tanda-tandanya, dalam keadaan rileks, otot-otot itu istirahat artinya
otot seimbang dan sendi rahang dalam keadaan netral. Seperti mobil
parkir, persnelengnya harus tetap netral agar bisa didorong-dorong sama
petugas parkirnya dan mobil lain bisa keluar. Kenapa posisi ini penting,
karena posisi ini dianggap konstan untuk tiap individu. Jadi bisa
dijadikan barometer khusus pada pembuatan gigi palsu.
Relasi Sentris.
Adalah hubungan khusus antara rahang atas
dan rahang bawah. Artinya hubungan antara rahang atas dan rahang bawah,
yang ditenggarai dengan posisi rahang bawah paling mundur, sebisa
mungkin mundur terhadap rahang atas.
Oklusi Sentris.
Pernah melihat orang yang sedang menahan
jengkel? Biasanya akan terlihat tonus otot disekitar kening kepalanya,
dan giginya digemeretakkan. Nah, itu artinya giginya sedang dalam posisi
oklusi sentris. Jadi giginya semua dalam keadaan kontak maksimal.
Mungkin tentara yang sedang bersikap tegap pun giginya dalam keadaan
oklusi sentris.
Inti dari ilmu oklusi adalah bahwa fungsi
pengunyahan manusia itu tidak hanya gigi semata, tapi dari satu dengan
mekanisme yang rumit, gabungan kerja dinamis antara otot, saraf dan
sendi rahang. Pada saat orang sehat, tidak ada yang menyadari bahwa
dirinya sehat. Tapi pada saat timbul kelainan, baru terasa bila semua
ternyata butuh koordinasi dan kerja sama yang kompak.
Salah satu contoh, adalah ketika anda
melihat orang yang infeksi gigi bungsu pada rahang bawah. Biasanya
mereka akan sulit membuka mulut (trismus). Bila dipaksa untuk dibuka
sakit sekali. Pernah melihat orang yang gigitannya tidak seimbang?
Karena sisi kanan atau kiri berkontak lebih dulu dari pada sisi satunya?
Misalnya saja, baru menambal gigi, tapi tambalannya tinggi, sehingga
tambalan itu kena duluan dengan gigi lawannya saat berkontak. Apa yang
terjadi setelah seminggu? Mungkin tambalan menjadi rusak karena beban
tekanan kunyah terkumpul pada titik tersebut, atau, bila tambalannya
sekuat baja, otot dan rahang sendi akan terasa sakit karena sisi lain
harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk keseimbangan di dalam mulut.