Semua orang yang pernah sakit gigi pasti paling
takut jika giginya harus dicabut karena rasanya menyakitkan. Namun
sejumlah ilmuwan berhasil menemukan cara baru untuk mengobati kerusakan
gigi dengan menumbuhkan gigi menggunakan sel punca.
Biasanya
gigi mengalami kerusakan parah ketika infeksi mengganggu proses
perbaikan gigi secara alami. Tapi jika penyebabnya tak segera
dihilangkan, maka proses perusakannya akan terus berlanjut. Padahal
kalau infeksinya sampai mengenai enamel bagian luar dan masuk ke dalam
gigi, maka infeksi itu juga akan membunuh jaringan pulpa di dalamnya,
sehingga memerlukan prosedur cabut gigi atau root-canal treatment.
Pulpa
ini sangat besar peranannya bagi gigi karena berfungsi sebagai
pendeteksi sensasi, seperti panas, dingin, dan tekanan apapun yang
mengenai gigi. Di sisi lain jaringan ini juga terkandung sel punca, sel
yang dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan kembali jaringan gigi.
Untuk
itu, sekelompok ilmuwan dari Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat dan
Inggris berlomba-lomba mengubah sel punca menjadi jaringan pulpa yang
dapat beregenerasi sendiri. Meski percobaannya masih dalam tahap awal,
tapi jika teknologi ini berhasil dikembangkan maka pasien diprediksi
takkan merasa sakit lagi ketika menjalani prosedur root-canal.
Walaupun
keberhasilan prosedur ini baru terlihat di lab dan sejumlah percobaan
yang dilakukan pada hewan seperti anjing, peneliti dilaporkan masih
belum banyak melakukan eksperimen pada manusia.
Teknologi
ini nantinya juga diharapkan dapat mencegah munculnya infeksi baru.
Saat menjalani prosedur root-canal, bagian gigi yang terinfeksi memang
dibersihkan oleh si dokter, termasuk jaringan yang mati di akar gigi,
dan menambahkan segel khusus untuk mencegah infeksi baru. Tapi ternyata
segel ini tak melulu berfungsi dengan baik.
Sebab
gigi yang terinfeksi dan tetap berada di dalam mulut sebenarnya adalah
gigi yang mati, padahal kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi gigi
seperti untuk mengunyah makanan. Hal itu juga berarti tak ada saraf
hidup yang tersisa di dalam gigi untuk mendeteksi adanya kerusakan atau
infeksi gigi lainnya. Tentu saja pada akhirnya infeksi baru akan mudah
menyebar tanpa terdeteksi sama sekali.
"Namun konsep
regenerasi pulpa secara menyeluruh adalah Anda akan mencoba dan
mempertahankan satu gigi yang vital dan masih hidup. Itu artinya
mekanisme pertahanan alami gigi masih ada disana," tandas Tony Smith,
profesor biologi mulut dari University of Birmingham UK seperti
dilansir Foxnews, Kamis (4/7/2013).
"Hanya
saja kami merasa masih dalam tahapan yang sangat awal, tapi setidaknya
kita akan beralih dari prosedur root-canal yang sudah usang," tambahnya.
Beberapa
ilmuwan lain juga memfokuskan upayanya untuk menumbuhkan gigi baru,
kendati sebagian besar mencoba untuk menumbuhkan pulpa baru di dalam
enamel gigi yang bersifat keras, entah itu dengan merangsang atau
mendorong sel punca atau mengendalikan proses peradangan yang terjadi di
dalam sebagai respons dari sebuah infeksi.
Tapi
bukan berarti para ilmuwan ini tidak menemui tantangan di tengah
upayanya membuat gigi baru, karena mereka tak hanya harus memastikan
jaringan yang benar tapi juga memastikan struktur jaringan yang
ditumbuhkan juga tepat, begitu pula dengan bagaimana menempatkan gigi
atau jaringan pulpa baru ini di dalam mulut. Hal ini dikemukakan Rena
D'Souza, profesor ilmu biomedis dari Baylor College of Dentistry.
Selain
itu, obat-obatan antiperadangan dan opsi untuk menanggulangi infeksi
yang bisa bahu-membahu dengan prosedur baru ini terbilang masih
terbatas. Lagipula walaupun teknologi sel punca telah berhasil
meregenerasi jaringan gigi di dalam lab atau hewan, bukan berarti
prosedur ini juga akan terbukti efektif pada manusia.
"Sel
punca gigi dapat dipanen dari jaringan pulpa gigi bungsu dan gigi orang
dewasa lainnya atau bahkan gigi bayi. Mereka dapat menghasilkan
jaringan keras yang dibutuhkan oleh gigi seperti tulang dan jaringan
lunak seperti pulpa," imbuh Dr. Souza yang juga mantan presiden American
Association for Dental Research ini.
Dr. Souza dan
rekan-rekannya dari Baylor University dan Rice University, AS berupaya
menumbuhkan pulpa kembali dengan menggunakan protein kecil bernama
hidrogel. Senyawa yang berbentuk seperti gelatin ini nantinya akan
disuntikkan ke dalam gigi dan berfungsi sebagai tempat tumbuhnya sel-sel
pulpa, pembuluh darah dan saraf tumbuh.
Dalam
sebuah studi yang dipublikasikan bulan November 2012, para peneliti ini
mengklaim berhasil mendemonstrasikan regenerasi pulpa di dalam gigi
manusia di lab. Mereka pun berencana akan mengujicoba hidrogel ini pada
anjing. Selain itu, peneliti juga tengah mencari potensi hidrogel untuk
menanggulangi peradangan gigi
sumber : http://health.detik.com